Kalau boleh aku merindukanmu,
aku akan tetap di sini
menunggumu mengobatinya.
Sebahagia apapun aku sekarang,
Ntah bagaimana aku harus membunuh rasa ini.
Kadar yang berkurang.
Ya hanya itu yang mampu aku lakukan.
Membunuhnya aku terasa kelu.
Mungkin benar, aku bermuka dua.
Namun, akankah engkau tahu bagaimana alasanku melakukan itu?
Aku terasa lebih jenuh jika masih saja berkutat dengan
kegalauan itu,
sedikit demi sedikit aku terasa nyaman dengan keadaanku seperti
ini.
Sungguh aku hanya menjalankan roda perputaran waktu.
Tak
lebih dari itu.
Aku tak kuasa untuk melawannya.
Karena keganasannya menambah
hitam kelabu catatan ini.
Untuk yang selalu kurindukan.
