Dari balik jeruji keraguan aku bersuara
Mengungkapkan betapa kejamnya duri-duri yang menanjam tepat di bagian terdalam
Hati yang bergumam terlalu sering ketimbang memendamnya
Sayup-sayup angin yang mengelabuhiku terkadang merasakan lelahnya
Duduk di antara rimbunnya rerumputan pun masih aku merasakannya
Keraguan yang menyiksa hari-hariku
Membuat batin terpenjara
Berlari segan
Berdiri di sini tak beralasan
Bagaimana jika ayunan kaki berhenti sampai di sini?
Apakah pantas berdiri di antara keraguan tersebut?
Baiknya berfikir,
Otak terasa begitu kalut
Telah mencapai batas yang ditentukan
Berpijak tanpa cahaya sebanding dengan tidur ribuan tahun
Begitu pula keraguan yang merajai ini
Yang tak tahu dari mana ia muncul dan mulai bersemayam
Ia lemah tapi mampu melemahkanku
Ia tak berharga namun mampu membuat aku lebih tak berharga
Tak berharga dengan waktu yang terus bergulir
Tanpa melihat dimana lampu berpijar merah
Duhai keraguan, enyahlah!
Sampai kapan engkau berdalih ingin tetap di sini
Aku telah berada dititik jenuh karenamu
Belum puaskah?
Ayo, kembalilah ke alammu!
Aku punya banyak alasan untuk mengusirmu
Tekad-tekad yang kususun tak rela kutinggalkan karenamu
Dan kembalilah!
Buatlah aku tenang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar