Senin, 28 April 2014

My Wish


Oleh: Khanza Aliffia SP

Di bawah sinar rembulan aku tertunduk
Tanganku bergerak tanpa kendali
Merangkai kata di atas pasir berwarna gelap
Setelah terangkai deburan ombak menyapu bersih
Dalam hati rasa rasa kesal menyelinap datang
Namun, bibir ini bergerak 3 cm ke kanan dan 3 cm ke kiri
Tanpa kusadari, semua terjadi begitu saja
Bukan hanya sekali
Setiap malam datang menyapa
aku hanya bersimpuh memandangi siluetmu
Dari jauh berdo’a, agar di sana kau merasakan rasa yang kuciptakan untukmu
Rasa yang kurangkai seperti bintang
Yang menghiasi malam tanpa mentari
Begitu pun aku,
Yang berharap dapat tersenyum tanpa engkau tahu
Bahwa dalam hati ini terukir namamu

Setiap do’aku selalu kuhaturkan namamu
Agar Allah bersedia menyatukan hati ini dengan hatimu
Saat semua kembali pada-MU
Di surga-MU nanti


Selasa, 16 Oktober 2012

Waktu kembali berjalan, mengikuti porosnya yang semakin lama semakin membuat waktuku berkurang.

16 tahun ? 

Waktu yang cukup lama untuk bisa mendewasakanku. Jauh berbeda dengan 16 tahun yang lalu, saat aku hanya bisa menangis dan menangis. Tapi justru karena itu mereka tersenyum. Mereka bilang bayi itu menggemaskan, mereka bilang tangis itu lucu. Dan mereka kembali tertawa dengan semua tingkah luguku. 

Keluarga Tangguh di Sekolah

Hari akan segera berganti, tapi tangan masih menari di atas keyboard kesayangan. 
Tak usah banyak perkenalan, menuliskan beberapa kalimat yang terfikir dalam otak. 
Ya, ada beberapa alasan untuk mengenal mereka ke dunia maya.
Siapakah yang kusebut mereka itu?
Kenapa membutuhkan alasan? 


Ini  mereka:

TWILF
(Twelve Intellegence Language Fabulous)


Karena mereka adalah bintang-bintang kecil yang bersatu bersinergi membuat cahaya untuk menerangi dunia. 
Bersatu tanpa memandang perbedaan, sesungguhnya perbedaanlah yang membuat cahayanya semakin terang. 
Bukan soal kemewahan ataupun pujian, yang mereka dapatkan cacian dan tindasan yang semakin hari semakin runcing. 
Dan dari sanalah, si bintang-bintang kecil ini belajar menjadi pribadi yang tangguh. 
Dengan segala kekuatannya mereka akan tetap belajar dari cacian dan tindasan tersebut. 

Tak akan melupakan kejadian demi kejadian yang menyapa.
Manfaatnya pun sudah dapat dirasakan saat ini.
Beberapa kali, harus menghaturkan rasa terimakasih kepada pengawal-pengawal tanpa bayaran tersebut. 

Tanpa disadari, mereka mengawal dan sesekali menegur dengan pedangnya. 


Alasan-alasan kenapa dunia maya harus mengetahui mereka: 

:: karena tak semua mengenal mereka
:: mereka ingin menebarkan cahaya tak hanya di dunia nyata
:: cahaya yang tersimpan pada pribadi mereka tak bermanfaat jika dibiarkan saja
:: penghuni juga wajib saling belajar dengan pengwal-pengawalnya


Mereka berbagi cerita melalui antologi yang mereka tulis dengan judul "19 Bintang (Aku Diantaranya)




Di sini banyak kisah-kisah kocak, mengharukan dan menguras emosi. 
Menulis dengan cara mereka masing-masing. 
Tulisan yang tak lepas dari kebiasaannya. 
Ya, tulisan yang menggambarkan kepribadian mereka. 

Ada kepuasan tersendiri ketika rentetan kalimat yang tersusun dalam file bisa terwujud menjadi sebuah buku. 
Ini bukan kerja yang mudah.
Menyatukan 19 kepala menjadi satu tujuan. 

Menguras emosi, materi, waktu dan tenaga. 
Terbayar seketika file yang dipandangi setiap malam berubah menjadi sebuah buku dengan cover yang apik. 

Ini salah satu hasil kerja keras mereka.
Mereka pantas akan hal itu.
Setelah beberapa kali peristiwa yang berujung mendewasakan pribadi. 







Perjuangan tak lantas berhenti pada fase ini. 
Mereka harus kembali mengumpulkan kekuatan untuk mengasah kekompakan keluarga ini, salah satunya dengan memasarkan tumpukan-tumpukan antologi mereka. 
Menawarkan ke semua guru setiap kali ada kesempatan, lebih tepatnya membujuk dengan wajah memelas. 

Lebih rajin promosi lewat sosial media.
Menghubungi keluarga besar alumni yang ternyata menyambut kabar ini dengan hangat.
Tak lupa dengan semua yang mengenal mereka. 
Harapannya, beban yang ada di pundak mereka cepat mengurangi beratnya. 

Sambutan hangat atas mereka yang menjadi tumpuan dorongan pun ikut serta di belakang layar. 
Menjadi wadah privasi untuk mereka. 
Apresiasi yang tak bisa diperlakukan main-main. 
Mereka adalah guru-guru Bimbingan Konseling (BK) 
Terimakasih untuk waktu, dukungan dan nasihatnya.


TWILF bersama guru-guru BK
  


Sebenarnya tak tega jika sang ibu hatinya terluka karena "ulah nakal" anak-anaknya. 
Namun, yang ditakutkan telah terjadi. 
Walaupun demikian wanita ini tetap tangguh dan pantas diberi apresiasi tertinggi.
Semoga sekarang Allah SWT sedang membangun rumah indah di surga untuk kesetiaan, jerih payah, pengorbanan dan kecintaannya. 

Karena tak ada yang bisa diberikan kecuali do'a ini. 

Umi Diana Rahadianti
(Mataharinya TWILF)


Terimakasih wanita tangguh, ibu si bintang-bintang "nakal". 



Siapa mereka dan alasan mengapa dunia maya harus tahu sudah terjawab.
Terimakasih untuk kesempatan menyusun alphabet yang terserak menjadi santapan malam ini.  


Tak akan pernah hilang dari dalam memori, mereka si bintang-bintang berjiwa tangguh. 
Keluarga tangguh di sekolah.

AKU MENCINTAI MEREKA, SEBENAR-BENAR CINTA.

Minggu, 27 April 2014

Untuk Eneng

Wahyu Tutus Kusandini
Nadiku kembali berdetak cepat
Mataku kembali berkedip tak berdaya
Sesaat telinga mendengar kabar sesakkan dada 
Perihnya terasa lebih mencekik 
Salah satu bagian tubuhku dirampas habis

Benar-benar tak rela 
Saat waktu tak mengulurlan kesempatan bernafas lega
Hanya ingin
Cukup aku dan hanya aku

Ternyata ada rencana lain 
Aku tak kuasa
Belajar dari pedihnya 
Pelajari sebab kejamnya dunia

Dan tersenyumlah!
Saat kakimu lulus melewatinya
Maaf, kamu ikut merasakan yang pernah kurasakan 

Rabu, 23 April 2014

Jangan pernah menganggap remeh orang lain!

Mungkin pernah ada dalam fikiran jauh sebelum nafas berderu dengan hebat
Dalam waktu yang singkat semuanya akan berubah dengan lambat
Bukan kerena kaki belum tergerak berpindah tempat
Ataupun tidak menghendaki untuk melangkah
Jangankan alasan untuk berlari, berdiripun dengan susah payah

Anggapan orang boleh berbeda dan beragam
Yang perlu diketahui saat ini adalah menyaring
Menyaring semua pendapat mereka
Menimbang positif dan negatifnya

Mereka yang meremehkan pun harus rela dijajah dengan pembuktian
Tak lagi zaman ketika mulut beradu di twmpat yang sama
Karena budaya tersebut sangatlah primitif
Langkah boleh lambat, asal tetap berkelanjutan

Saat semua orang terlelap
Bisa jadi mereka bersujud mencari restu
Memohon pada yang Maha Kuasa

Meremehkan orang lain sama saja menyakiti hatinya
Menghina ciptaan Sang Khalik
Menggunakan mulut dengan ucapan yang tak semestinya
Dengan tatapan menghujat

Ingatlah!
Jika orang yang diremehkan merasa terhina dan tersakiti hatinya
Mereka akan termasuk orang yang teraniaya
Masih ingatkah dengan 3 golongan yang do'anya akan terkabul
Salah satunya do'a mereka
Do'a-do'a orang teraniaya

Masih untung jika do'a mereka baik
Jika do'a yang meminta azab sudah lain alur
Dan berhentilah bersikap seperti itu
Manusia tetap saja manusia
Bukan malaikat ataupun dewa yang bisa mengubah nasib seseorang

Sabtu, 19 April 2014

Sang Pemuja





Sang pemuja pertiwi
Tersenyumlah pada rembulan
Kaki tertatih melangkah
Menuju tempat bersemayam

Duhai sang pemuja 
Kibarkan bendera kemenangan
Atas indahnya budimu
Menyambutku dengan suka cita

Wahai sang pemuja pertiwi
Katakan pada Tuhanmu
Akankesyukuranku
Bumi yang diciptakan
Tak ada duanya

Memangku hati
Manerawang mata
Tembus dalam sukma
Berkata pada kaca 
Yang menerbangkan cahayanya 

Wahai sang pemuja 
Aku memujamu