Senin, 28 April 2014

Keluarga Tangguh di Sekolah

Hari akan segera berganti, tapi tangan masih menari di atas keyboard kesayangan. 
Tak usah banyak perkenalan, menuliskan beberapa kalimat yang terfikir dalam otak. 
Ya, ada beberapa alasan untuk mengenal mereka ke dunia maya.
Siapakah yang kusebut mereka itu?
Kenapa membutuhkan alasan? 


Ini  mereka:

TWILF
(Twelve Intellegence Language Fabulous)


Karena mereka adalah bintang-bintang kecil yang bersatu bersinergi membuat cahaya untuk menerangi dunia. 
Bersatu tanpa memandang perbedaan, sesungguhnya perbedaanlah yang membuat cahayanya semakin terang. 
Bukan soal kemewahan ataupun pujian, yang mereka dapatkan cacian dan tindasan yang semakin hari semakin runcing. 
Dan dari sanalah, si bintang-bintang kecil ini belajar menjadi pribadi yang tangguh. 
Dengan segala kekuatannya mereka akan tetap belajar dari cacian dan tindasan tersebut. 

Tak akan melupakan kejadian demi kejadian yang menyapa.
Manfaatnya pun sudah dapat dirasakan saat ini.
Beberapa kali, harus menghaturkan rasa terimakasih kepada pengawal-pengawal tanpa bayaran tersebut. 

Tanpa disadari, mereka mengawal dan sesekali menegur dengan pedangnya. 


Alasan-alasan kenapa dunia maya harus mengetahui mereka: 

:: karena tak semua mengenal mereka
:: mereka ingin menebarkan cahaya tak hanya di dunia nyata
:: cahaya yang tersimpan pada pribadi mereka tak bermanfaat jika dibiarkan saja
:: penghuni juga wajib saling belajar dengan pengwal-pengawalnya


Mereka berbagi cerita melalui antologi yang mereka tulis dengan judul "19 Bintang (Aku Diantaranya)




Di sini banyak kisah-kisah kocak, mengharukan dan menguras emosi. 
Menulis dengan cara mereka masing-masing. 
Tulisan yang tak lepas dari kebiasaannya. 
Ya, tulisan yang menggambarkan kepribadian mereka. 

Ada kepuasan tersendiri ketika rentetan kalimat yang tersusun dalam file bisa terwujud menjadi sebuah buku. 
Ini bukan kerja yang mudah.
Menyatukan 19 kepala menjadi satu tujuan. 

Menguras emosi, materi, waktu dan tenaga. 
Terbayar seketika file yang dipandangi setiap malam berubah menjadi sebuah buku dengan cover yang apik. 

Ini salah satu hasil kerja keras mereka.
Mereka pantas akan hal itu.
Setelah beberapa kali peristiwa yang berujung mendewasakan pribadi. 







Perjuangan tak lantas berhenti pada fase ini. 
Mereka harus kembali mengumpulkan kekuatan untuk mengasah kekompakan keluarga ini, salah satunya dengan memasarkan tumpukan-tumpukan antologi mereka. 
Menawarkan ke semua guru setiap kali ada kesempatan, lebih tepatnya membujuk dengan wajah memelas. 

Lebih rajin promosi lewat sosial media.
Menghubungi keluarga besar alumni yang ternyata menyambut kabar ini dengan hangat.
Tak lupa dengan semua yang mengenal mereka. 
Harapannya, beban yang ada di pundak mereka cepat mengurangi beratnya. 

Sambutan hangat atas mereka yang menjadi tumpuan dorongan pun ikut serta di belakang layar. 
Menjadi wadah privasi untuk mereka. 
Apresiasi yang tak bisa diperlakukan main-main. 
Mereka adalah guru-guru Bimbingan Konseling (BK) 
Terimakasih untuk waktu, dukungan dan nasihatnya.


TWILF bersama guru-guru BK
  


Sebenarnya tak tega jika sang ibu hatinya terluka karena "ulah nakal" anak-anaknya. 
Namun, yang ditakutkan telah terjadi. 
Walaupun demikian wanita ini tetap tangguh dan pantas diberi apresiasi tertinggi.
Semoga sekarang Allah SWT sedang membangun rumah indah di surga untuk kesetiaan, jerih payah, pengorbanan dan kecintaannya. 

Karena tak ada yang bisa diberikan kecuali do'a ini. 

Umi Diana Rahadianti
(Mataharinya TWILF)


Terimakasih wanita tangguh, ibu si bintang-bintang "nakal". 



Siapa mereka dan alasan mengapa dunia maya harus tahu sudah terjawab.
Terimakasih untuk kesempatan menyusun alphabet yang terserak menjadi santapan malam ini.  


Tak akan pernah hilang dari dalam memori, mereka si bintang-bintang berjiwa tangguh. 
Keluarga tangguh di sekolah.

AKU MENCINTAI MEREKA, SEBENAR-BENAR CINTA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar