Sabtu, 24 Agustus 2013

Coretan Zaman Galau Dulu

Sabtu malam,24 November 2012

Sanggup sana meraih asa yang menggelamkan  cinta dalam hati
Dalam diam aku tertawa
Tentang hati yang kacau
Mulailah berfikir Karena hidup tidak berdiam dari masa lau
Berpacu ke depan dan bravo dunia masih bersahabat
Lihatlah dunia yang indah mengalun seirama semilir angin mendayu membawa suasana hati
Mata terperajat
Dan tangan meraih kenikmatan dunia sore itu

Semacam semangat baru menerkam jiwa
Mengajak bangkit dan tersenyum
Memejamkan secercah penyesalan dan mengalir bersama aliran air bersihkannya
Malam itu,
jiwa yang sepi kembali hadir di tengah-tengah mereka

Ayo jiwa yang terlahir kembali,
jangan mencari – cari  alasan
untuk tetap tepat pijakan 
Bersiap dan bergerak

Sepoi angin malam menyeringai mata binar
Lampu bernyanyi riang
Satu kekecewaan yang membuat berdiri seketika close
Laju
-melaju dan tertangkap
Menerkam dengan senyuman pengharapan
Hati tak dapat hanya diam
Menyambang hingga sapaan manis menggerakkan hati
Walaupun lebih dari 12 ton batu menggantung dalam senyap
Hanyut dan terhangut
Tangan hanya bergerak sesekali
Mata tak mampu berbohong
Dunia mengembalikanku ke alam yang terbuang jauh
Membenci atau menyukai adalah pilihan yang tak memberikan jawaban pasti

Kembali dan termenung
Hingga larut dalam dunia lain
Merasakan kehangatan yang seringkali wajah menjadi korban pelaku
Sedikit dan hanya sedikit memaksa aku tertawa bahagia

Minggu, 18 Agustus 2013

Pelangi Senja




Seuntas pelangi senja menyapa
Diterkam matahari dibalik awan
Menyeka bebatuan licin di ujung jalan
Terhembus angin lembab bersahaja
Hadirkan senyum keindahan tanpa balas
Jejak mata tak sanggup berdalih
Sedetik bahkan terulas merdu
Bibir mengembang seolah pantas

Gerak tangan menari gemulai
Berkata tanpa suara
Tahta hati hening sepi
Berselimut duka lara
Hapuskan!
Buang, jika hanya merusak
Tersenyumlah!
Pelangi senja menatap laksa penyejuk
Kembalilah pada jiwa selaras pelangi senja
Karena dunia berbaik hati tanpa pamrih
Karena cinta dengan alunan tasbih
Berteman kerinduan penuh cinta
Setia hingga akhir cerita

Lakukan yang terbaik untuk hari esok
Setia ujian akhir kebersamaan
Keindahan hingga ke alam keabadian
Yang tak pernah lelah membagi kebahagiaan
Seuntas pelangi senja menyapa




Sabtu, 17 Agustus 2013

Lirik Lagu Mungkinkah_Stinky


intro: B A E F#
B             D#m
Tetes air mata basahi pipiku
E       C#          F#
Di saat kita kan berpisah
B               D#m
Terucapkan janji padamu kasihku
E        C#        F#
Takkan kulupakan dirimu
E   F#       B
Begitu beratnya
E     F#      B
kau lepas diriku
E     F#       B  F#  G#m    F#  E
Sebut namaku jika kau rindukan aku
C#m   G#m/C   F# G-A
Aku akan datang
chorus:
D                   G
Mungkinkan kita kan slalu bersama
Em            D        A
Walau terbentang jarak antara kita
D               G
Biarkan kupeluk erat bayangmu
Em           D         A
Tuk melepaskan semua kerinduanku
D                F#m
Lambaian tanganmu iringi langkahku
G         E/G#       A
Terbersit tanya di hatiku
D             F#m
Akankah dirimu kan tetap milikku
G        E/G#     A
Saat kembali di pelukanku
G    A       D
Begitu beratnya
G     A       D F#m
kau lepas diriku
G     A        D  A/C#  Bm  A   G
Sebut namaku jika kau rindukan aku
Em         A
Aku akan datang
chorus:
D                   G
Mungkinkan kita kan slalu bersama
Em            D        A
Walau terbentang jarak antara kita
D               G
Biarkan kupeluk erat bayangmu
Em           D         A
Tuk melepaskan semua kerinduanku
D     C#m
Kau kusayang
Bm  A
Slalu kujaga
D       Em   A
Takkan kulepas selamanya
D C#m
Hilangkanlah
Bm A
Keraguanmu
D     Em       A
pada diriku Di saat kau jauh dariku
Dm A C G A# Gm A
chorus:
D                   G
Mungkinkan kita kan slalu bersama
Em            D        A
Walau terbentang jarak antara kita
D               G
Biarkan kupeluk erat bayangmu
Em           D         A
Tuk melepaskan semua kerinduanku
D     C#m
Kau kusayang
Bm  A
Slalu kujaga
D       Em   A
Takkan kulepas selamanya
D C#m
Hilangkanlah
Bm A
Keraguanmu
D     Em       A
pada diriku Di saat kau jauh dariku
ending: D F#m G A B

Kamis, 08 Agustus 2013

Coret-coretan sederhana

Bukan KESULITAN yang membuat kita TAKUT,
namun KETAKUTANLAH yang membuat kita SULIT

Orang yang jujur adalah orang yang dewasa,
jika mereka tidak jujur maka mereka belum dewasa

Orang pintar dapat di kalahkan oleh orang rajin

Menulislah dengan hati,
bukan hanya sekedar dengan senyuman

You’re is what you think
you’re is what you read
Don’t forget !!

Percepatan adalah pembelajaran

Orang baik dalah orang yang punya naluri

Jadikan  pengalaman sebagai bagian dari ide tulisan mu


Semua orang itu penulis,
“ BAGI YANG MAU “



Repeation is mother of skill
“ pengulangan adalah ibu dari kemampuan

Obat ketidak percayaan diri
ILMU dan PENGALAMAN

Optimis!
Bertanya adalah setengah dari kecerdasan

Jika mampu menggapai bulan kenapa tak bisa meraih bintang

Rabu, 07 Agustus 2013

“ Ukhti dan Ustadzahku “

 _yang mengajariku bagaimana ilmu kehidupan itu_



        Perkenalkan, nama lengkapnya Yusniar. Lahir di Medan, 25 November 1992.Anak bungsu dari 4 bersaudara.Ia adalah anak putri satu – satunya.Ayah berdarah jawa dan ibu berdarah batak.Karena sesuatu hal, keluarga ini berpindah ke Bengkulu, tepatnya di Batiknau desa Air Manganyau Timur. Sejak kecil ia diasuh oleh kedua orang tuanya dengan kasih sayang dan keharmonisan tentunya.

          Saat ia usianya mulai bertambah itu artinya kedua orang tuanya mulai menyekolahkannya di salah satu SD di daerah tersebut. Prestasi – prestasi mulai dirintisnya. Juara kelas setiap pembagian raport, lomba membaca puisi, lomba berpidato dan lomba – lomba lainnya. Setelah tamat SD beliau melanjutkan sekolah menengah pertamanya di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Al – Hasanah.. Berbekal sebuah tekad yang kuat maka kedua orang tua melepaskan putri bungsunya nyantri di pondok ini. Harapannya mereka menitipkan putrinya dipondok ini untuk melatih kemandirian dan kedewasaannya walaupun ia adalah anak bungsu di keluarganya. Layaknya seperti santri baru kebanyakkan, ia juga sering menangis ketika mengingat ayah ibunya di rumah. Ketika ia sudah beberapa bulan tinggal di pondok, sifat cengengnya berangsur hilang dan bertolak belakang. Ia ramah sehingga dengan mudah dirinya beradaptasi dengan teman – temannya. 

         Awal kehidupannya di pondok ia sudah mempunyai prestasi yang patut dibanggakan. Peringkat 3 besar tidak pernah lepas darinya, lomba pidato bahasa arab se-kota Bengkulu pernah ia pegang, dan karena kemahirannya dalam menggunakan bahasa wajib pondok, yaitu bahasa arab dan bahasa inggris ia dipercaya memegang jabatan sebagai sekertaris bagian bahasa di Organisasi Pelajar Pondok Pesantren Al –Hasanah (OP3AH) ketika itu ia duduk di kelas 2 MTs. Ujian datang seketika ia harus menghadapi Ujian Nasional ke-2 kalinya di MTs ini.Ayah tercintanya harus memenuhi panggilan Allah SWT mendahuluinya.Kematian ayahnya dikarenakan kecelakaan beruntun di daerahnya waktu itu. Kesedihan menyelimuti hati gadis bungsu ini, ia terpaksa harus ditinggalkan ayah tercintanya.Ia menangis sejadi – jadinya ketika dijemput oleh pamannya. 

         Masih tak percaya dengan kejadian yang menimpa ayahnya. Peristiwa yang terjadi padanya tak berarti ikut mengubur semangatnya. Atas bujukan dan nasihat ibunya untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah, selalu berprestasi membahagiakan kedua orang tua dan berguna bagi masyarakat, membuat Yusniar kembali bangkit menjadi pribadi yang lebih baik lagi .Ia lebih cekatan, dan dewasa dalam menghadapi segala permasalahan dalam hidupnya. Yusniar pun dinyatakan lulus Ujian Nasional Mts dan ujian dari Allah SWT. Ia tak mau susah mencari sekolah yang baik karena disini adalah sekolah yang terbaik. Melanjutkan Madrasah Aliyah di pondok ini merupakan pilihannya sendiri. Menurutnya belum cukup ilmu untuk mengarungi kehidupan di luar sana. Begitu tuturnya setiap kali ditanya teman – teman yang melanjutkan sekolah diluar sana. Bukan hanya itu, ia menolak ajakan temannya untuk sekolah keluar kota dengan alasan tak mau jauh dari sang ibundanya. Karena ia menyadari bahwa ibunya akan selalu merindukannya jika ia berada lebih jauh lagi. Ia menjadi salah satu alumni MTs Al – Hasanah diantara 9 temannya yang melanjutkan Madrasah Aliyah di pondok pesantren ini. 

         Masih dengan prestasi yang melimpah. Karena persaingan yang semakin ketat, Yusniar bergeser berada pada posisi 5 besar. Peringkat tersebut tidak membuat semangatnya berhenti begitu saja, ia tak mau kekecewaan dari sang ibundanya berlanjut. Saat pemilihan anggota OP3AH, Yusniar kembali menjadi ketua bagian bahasa periode satu tahun ke depan. Disamping ia menguasai bahasa wajib pondok, ia juga telah berpengalaman memegang jabatan ini dan sifat kepemimpinan yang dimilikinya. Bagaimana ia menguasai 2 bahasa wajib ini?? Ia selalu menuliskan kosakata yang dipakai sehari-hari untuk diterjemahkan kedua bahasa ini dan menerapkan dalam percakapan sehari – hari.Dan karena pondok mempunyai peraturan untuk selalu menggunakan bahasa wajib ini. Jika tidak mereka dan dirinya sendiri akan diberi hukuman dengan masuk mahkamah bagian bahasa. Hukuman yang diberikan pun sesuai dengan berapa kali mereka masuk mahkamah yang dibacakan 3 kali dalam seminggu. Sebagai pertanda santri yang masuk mahkamah bahasa ini, diharuskan untuk memakai jilbab merah selama masa hukumannya. 

           Karena keramah tamahannya dan kepandainnya, ia pun banyak dekat dengan ustad maupun ustadzah di pondok ini. Tidak terkecuali dengan pimpinan pondok, KH. Irham Hasymi, Lc. M.Pd. Sehingga dengan mudah ia bergaul dan belajar mengulang pelajaran di kelas. Tak heran jika ia menguasai pelajaran-pelajarannya. Ustadzah – ustadzah pun sering menceritakan kemahiran berbahasa Yusniar ini kepada teman-temannya. Sehingga teman – teman ustadzah tertarik dan meminta agar Yusniar menjadi guru bahasa arabnya. Permintaan itu disampaikan kepada Yusniar, dengan senang hati ia menerima untuk berbagi ilmu dengan mereka. Dari usahanya berbagi ilmu, ia dapat mengumpulkan uang untuk membantu ibundanya dalam pembayaran SPP. Tak jarang juga ia mendapatkan jilbab, baju ataupun rok dari mereka. 

            Beberapa bulan ketika ia duduk di kelas XI, ia dipaksa untuk pulang kerumah oleh salah satu ustdzah terdekatnya tanpa memberi alasan yang kuat. Awalnya ia tak menghendaki paksaan tersebut. Namun karena kakak keduanya telah berada di ruang tamu untuk menjemputnya, maka ia pun ikut kakak keduanya untuk kembali ke rumah yang berada di Manganyau Timur. Sesampainya di rumah, ia disambut dengan isak tangis sanak saudara dan bendera kuning melambai di pelataran rumah. Yusniar tertegun, ia segera masuk ke dalam rumah. Wanita yang mengandung dan melahirkannya tebaring diantara isak tangis tersebut. Diusapnya air yang jatuh dari matanya, mengambil air wudhu, diciumnya beberapa kali pipi wanita tersebut lalu diambilnya buku Yasin dan ia perlahan ia bacakan untuk sang ibunda yang telah terbaring kaku didepannya. Yatim piatu sudah ia mulai hari itu. Sebelumnya, beberapa kali Yusniar meminta sang ibundanya untuk menjenguknya ke pondok. 

           Dengan berbagai alasan, ibunda tak menyanggupi permintaan anak bungsunya.Beliau tak ingin Yusniar tahu bahwa penyakit kanker payudara yang baru – baru ini diderita sedang menderanya. Namun sepekan yang lalu, dengan senyum yang indah ibundanya datang ke pondok. Sekedar mengobati rasa rindu dan melihat senyum ketegaran anaknya. Tiga hari setelah peristiwa tersebut, Yusniar kembali ke pondok. Ia tak mau larut dalam suasana sedih. Disambut oleh keluarga besar ponpes, ia tersenyum. Tak mau menularkan kesedihan yang melandanya. Ia dengan sejuta senyum, ketegaran, kemandirian dan kedewasaan yang melekat pada dirinya. Pembawaan cueknya tak ingin ada orang yang iba melihat alur kehidupannya. Yusniar sangat menyukai warna putih. Koleksi baju dan jilbab serba putih menghiasi lemarinya. Koleksi baju atau jilbab dengan warna lain hanya beberapa saja. Ia tak menyukai ketika melihat orang yang menunda – nunda pekerjaan dan orang yang sering membohongi dirinya sendiri ataupun orang lain. 

            Sosok yang tak pernah mengeluh dan teguh pendirian ini mempunyai prinsip hidup “ Belajar untuk diri sendiri, berbagi kepada semua orang , tersenyum selalu dan jangan biarkan mereka mengatakan aku sedang bersedih “.Membuat semua orang disekitarnya terus tersenyum, mensyukuri apa yang telah diberikan oleh Allaah SWT. Sosok tangguh ini bercita – cita ingin menjadi dosen bahasa arab di Universitasnya sendiri yang mahasiswa – mahasiswa menyandang status yatim piatu. Tak hanya itu ia akan menjadi salah satu mahasiswi di Universitas Al – Azhar, Kairo dan menetap menjadi di Negara tersebut bersama keluarga barunya dengan alasan supaya dapat menunaikan ibadah haji kapan saja ia mau. 

         Lulus MA, ia mengabdi di pondok. Membantu pihak pondok untuk ikut membina santriwati. Dipercaya untuk menjadi bendahara pondok yang memegang uang SPP santriwan dan santriwati. Sapaan ukhti berganti menjadi Ustdzah Yusniar.Melanjutkan pendidikannya di Universitas Muhammadiyah Bengkulu dan ia menjadi salah satu mahasiswa dijurusan . Karena lingkungan dan sapaan yang berbeda, ia mengubah cara berpakaiannya yang terlihat lebih modis. Koleksi baju dan jilbabnya tak hanya berwarna putih. Ia mulai menyesuaikan pakaian dengan jilbabnya. Walaupun begitu, ia tetap dengan kepribadian yang meyakinkan, cuek, serius dan tetap ramah tamah. Semoga tetap menjadi pribadi yang selalu dikagumi orang – orang yang mengenal mu, Ukhti dan Ustadzahku Yusniar. :) 


 “ Mereka tak boleh tahu bagaimana dan siapa keluarga kita Yang boleh mereka tahu siapa dan apa yang bisa kita lakukan kepada mereka “ _Dzah Yusniar_
Biografi Habiburrahman El Shirazi

Habiburrahman El Shirazy. Putra pertama dari pasangan Bapak K.H. Saerozi Noor dan Umi Siti Rodhiyah ini lahir di kota Semarang pada hari kamis 30 september 1976.Dimasa kecilnya Kang Abik sangat disayangi oleh kedua orang tuanya. Kedua orang tua Kang Abik sangat memantau pergaulan putranya. Ayahnya termasuk kategori orang yang sangat keras dan disiplin dalam urusan agama. Prinsip keluarga mereka yang mementingkan persoalan agama lebih dari segala-galanya membuat keluarga Kang Abik menjadi sangat religious.
Saat usia sekolah dasar, Kang Abik bersekolah di SD Sembungharjo. Saat duduk dibangku sekolah dasar, Kang Abik sudah menunjukan ketertarikannya dalam bidang sastra. Beliau menjuarai berbagai lomba seperti lomba baca puisi. Kecintaan Kang Abik dalam dunia sastra terus berlanjut hingga ia menempuh pendidikan di Mts Fatahiyaah. Saat di Mts ia menjuarai lomba baca puisi dalam PORSENI antar pelajar se-Kabupaten Demak. Kecintaan Kang Abik dalam dunia baca puisi semakin menjadi saat ia menempuh pendidikan di MAPK (Madrasah Aliyah Program Khusus) di Solo.
Semenjak menempuh pendidikan dari SD sampai MAPK berbagai tropi dan penghargaan telah ia dapatkan melalui berbagai lomba baca puisi yang ia ikuti. Pada saat ia menempuh pendidikan di MAPK ia juga memperdalam ilmu agama di Pondok Pesantren Al-Anwar, Mranggen,Demak selama tiga tahun.
Lulus dari MAPK Solo Kang Abik  menempuh pendidikan di Universitas Al Azhar, Cairo hingga lulus S1. Selama kuliah ia juga aktif menulis. Ia menulis catatan-catatan hariannya, puisi-puisi dan berbagai karangan lainnya yang hingga kini belum ia terbitkan. Ia juga aktif dalam kegiatan aktivis mahasiswa di Mesir.
Setelah lulus dari S1 di Universitas Al Azhar, Kang Abik melanjutkan S2-nya di Universitas Zamalik, Mesir. Saat ia telah menyelesaikan seluruh kuliah aktif S2-nya dan akan melanjutkan menulis tesis, ia mengalami kekurangan dana. Ia lalu mengirim surat kepada keluarganya untuk meminta bantuan tambahan dana. Ternyata ayahnya tidak mengizinkan dan tidak memberikan dana untuk menyelesaikan S2-nya, dikarenakan ayahnya juga harus membiayai kuliah dan sekolah adik-adiknya .
Karena tidak diizinkan oleh kedua orang tuanya untuk melanjutkan S2nya, Ia kemudian pulang ke Indonesia. Setelah kepulangannya dari Mesir, aktivitas Kang Abik sementara itu hanya membuka pengajian Bidayatul Hidayah untuk anak-anak muda kampungnya. Karena tidak punya aktivitas rutin yang jelas, banyak warga kampung membicarakannya. Kondisi ini mendorong Kang Abik memutuskan untuk hijrah ke Yogyakarta. Seorang teman menawarinya untuk mengajar di MAN 1 Yogyakarta.
 Tidak hanya itu adiknya juga menawarinya kerja sambilan berupa kerja proyek pentasbihan kamus bahasa Arab. Disaat ia mulai sibuk dengan segala kegiatannya, musibah menimpanya. Kang Abik kecelakaan dan kakinya patah. Berbulan-bulan Kang Abik harus berhenti dari segala aktivitas mengajarnya. Melalui kecelakaan itu Kang Abik mulai sadar bahwa selama hidupnya ia belum melakukan sesuatu untuk agama, dirinya sendiri, dan keluarganya. Kang Abik mulai merubah hidupnya. Dia bertekad untuk meneruskan keinginannya yang dulu, yakni ingin membuat novel yang isinya dakwah.
Dia mulai mencari-cari bahan dan ide untuk novelnya. Ia sibuk membolak-balik kitab dan mengetik. Seharian ia mengetik dan hanya berhenti saat ia harus makan dan sholat. Dan pada akhirnya, buah dari ketekunan dan kesabarannya mulai ia petik. Sebuah novel yang berawal dari ide untuk membuat cerpen telah ia selesaikan. Novel itu diberi judul “Ayat-Ayat Cinta” (Republika-Basmala, 2004). Berawal dari novel itu lahirlah novel-novel lain diantaranya berjudul Langit Mekah Berwarna Merah (Republika- Basmala, 2005), Pudarnya Pesona Cleopatra (Republika, 2005),  Dalam Mihrab Cinta (Republika-Basmala, 2007 ) , Ketika Cinta Bertasbih 1 dan Ketika Cinta Bertasbih 2 (MQS Publishing, 2005). Kini sedang merampungkan Bidadari Bermata Bening, dan Bulan Madu di Yerussalem.
  Kang Abik sudah menemukan dunianya. Dan namanya kini sudah mulai dikenal banyak orang. Undangan-undangan diskusi sastra mulai berdatangan. Setiap hari ia harus berada ditempat yang berbeda-beda. Hal ini membuat dia terus bersemangat untuk selalu belajar sastra.
Tak lama setelah novel Ayat-Ayat Cinta dipublikasikan, karena kepuasan masyarakat dengan novel tersebut , muncul tawaran untuk memfilmkan novel tersebut. Kang Abik mengizinkan novelnya untuk difilmkan, walaupun pada awalnya ia ragu jika isi yang terkandung dalam novelnya akan berubah jika difilmkan. Baru tiga hari film Ayat-Ayat Cinta diputar penonton yang telah menyaksikan film tersebut sudah jutaan orang. Kang Abik sangat bahagia mendengar hal itu, lebih-lebih keluarganya. Ayat-Ayat Cinta sudah mendunia.
 Ayat-Ayat Cinta menggambarkan sebait kecil kisah hidup Kang Abik. Melalui Ayat-Ayat Cinta, Kang Abik seakan menumpahkan seluruh mimpinya, gejolak jiwanya, rasa penasarannya akan jodoh yang dihadiahkan Allah SWT kepadanya. Kang Abik mendamba seorang gadis shalehah yang meletakkan agama diatas segalanya, yang kelak akan menjadikan rumahnya laksana surga.
Seperti yang ia impikan, Allah SWT mempertemukannya dengan gadis jelita yang teguh meniti jalan dakwah. Dialah Muyasaratun Saida, seorang akhwat UMS Solo, berjilbab dengan semangat keislaman yang bagus. Masa perkenalan (ta’aruf) mereka sangat singkat bahkan tak ada yang tahu. Meski belum memiliki pekerjaan yang jelas, Kang Abik berani memutuskan menikah. Pertemuan keduanya hanya terjadi dua kali dan mereka berdua yakin akan pilihan hidupnya. Rumah tangga mereka adalah contoh untuk adik-adik mereka.Kang Abik dikaruniai dua malaikat yang bernama Muhammad Neil Author dan Muhammad Ziaul Kautsar.
Kesuksesan film Ayat-Ayat Cinta membuat MD Entertaiment secara khusus menghadiahi Kang Abik jalan-jalan keliling Eropa. Kang Abik mengajak adiknya Mujib. Satu bulan mereka berkeliling Eropa. Hal itu menambah pengalaman dan wawasan mereka. Terutama Kang Abik. Ia banyak mempelajari kebudayaan-kebudayaan mereka.
Tak lama sepulang Kang Abik dari Eropa, tawaran untuk memfilmkan karyanya muncul lagi. Kali ini giliran novel Ketika Cinta Bertasbih. Bahkan Kang Abik juga ikut memerankan salah satu tokohnya. Dan seperti Ayat-Ayat Cinta, penayangan perdana film Ketika Cinta Bertasbih juga disambut gembira masyarakat. Masyarakat sangat antusias dengan karya Kang Abik.Ayat-Ayat Cinta dan Ketika Cinta Bertasbih merupakan dua karya yang saling melengkapi satu sama lain. Keduanya dijadikan perbandingan antar satu sama lain. Karya-karya Kang Abik telah mendunia. Dia berhasil mewujudkan mimpinya untuk menegakkan agama dengan jalan membuat novel.
muslimdaily.net. Pada tautan ini Kang Abik seorang yang notabenenya termasuk dai, dituduh Yahudi oleh seorang yang tidak jelas keislamannya dengan alasan nama Habbiburahman menggunakan nama belakang El Shirozy, Shiraz adalah kota tempat tinggal mayoritas Yahudi di Iran, dan karena kota itu menjadi daerah tempat lahirnya aliran Baha’I, Baha’I adalah aliran sesat. Walaupun blognya bertajuk islam semuanya, tetapi banyak yang  masih sanksi dengan keislamannya. Pemilik Blog dan penulis artikel tersebut, sudah diklarifikasi oleh banyak orang dikolom komentarnya. Tetapi dia tetap teguh dengan pendiriannya bahwa apa yang dituliskan tidak membawa dampak apa-apa. Padahal jelas, sekali aroma berprasangka, menuduh dan menfitnah ada di balik semua pertanyaan itu.


Prestasi – prestasi yang diperoleh Kang Abik
*     Pernah meraih juara I lomba menulis artikel se-MAN Surakarta(1994)
*     Pernah menjadi pemenang juara I dalam lomba baca puisi religius tingkat SLTA se-Jateng (diadakan oleh panitia book fair '94 dan ICMI On /il Jateng di Semarang 1994
*     Kang Abik juga pemenang I lomba pidato bahasa Arab se-Jateng dan DIY yang diadakan IMABA UGM Yogyakarta(1994)
*     Sempat memprakasai berdirinya Forum Lingkar Pena (FLP) dan Komunitas Sastra Indonesia (KSl) di Cairo.
*     Selain itu, Kang Abik telah menghasilkan beberapa naskah drama dan menyutradarai pentasnya di Cairo ( Wa Islama (1999), Sang Kyai dan Sang Durjana (gubahan atas karya Dr. Yusuf Qardhawi yang berjudul 'Alim Wa Thaghiyyah, 200O) dan  Darah Syuhada (2000)
*     Kang Abik telah menghasilkan beberapa karya terjemahan, seperti : Ar-Rasul (GIP, 2001), Biografi Umar bin Abdul Aziz (GIP, 2005), Rihlah llallah (Era Intermedia, 2004) dan Menyucikan Jiwa (G1P, 2005)
*     Cerpen-cerpennya termuat dalam antologi Ketika Duka Tersenyum (FBA, 2001), Merah di Jenin, (F8A, 2002) dan Ketika Cinta Menemukanmu (GIP, 2004), dan lain-lain.
*     Sebelum pulang ke lndonesia, di tahun 2002, Kang Abik diundang oleh Dewan Pustaka dan Dewan Malaysia (1-5 Oktober) untuk membacakan puisi-puisinya berkeliling Malaysia dalam momen Kuala Lumpur World Poetry Reading ke-9, bersama penyair-penyair dunia lainnya. Puisinya juga termuat dalan Antologi Puisi Dunia PPDKL (2002) dan Masalah Dewan Sastra Q002) yang diterbitkan Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia dalam 2 bahasa yaitu Inggris dan Melayu.

Kang Abik mempunyai kepribadian yang baik, cerdas, fasih agama dan tafsir dan beliau pendiam. Beliau menjadi salah satu inspirator bagi saya untuk selalu belajar mengolah kata menjadi hidangan lezat bagi para pecinta novel. Tetap rendah diri dan belajar walaupun sudah banyak yang dihasilkan oleh jari – jari manisnya.
Memperkuat keinginan saya untuk segera bergabung di Forum Lingkar Pena (FLP).     Sempat kecewa kedatangan Kang Abik ke Bengkulu saya tak bisa menemui karena seminar yang dilaksanakan pada jam sekolah dan waktu yang mepet dengan ujian semester 1 kemarin. Untuk itu, saya bertekad untuk dapat menemui Kang Abik dengan memamerkan novel karya perdana saya. Amiin
                                             



    


Habbiburahman El-Shirazy

..Kang Abik..