Biografi Habiburrahman El Shirazi

Habiburrahman El Shirazy. Putra pertama dari
pasangan Bapak K.H. Saerozi Noor dan Umi Siti Rodhiyah ini lahir di kota
Semarang pada hari
kamis 30 september 1976.Dimasa
kecilnya Kang Abik sangat disayangi oleh kedua orang tuanya. Kedua orang tua
Kang Abik sangat memantau pergaulan putranya. Ayahnya termasuk kategori orang
yang sangat keras dan disiplin dalam urusan agama. Prinsip keluarga mereka yang
mementingkan persoalan agama lebih dari segala-galanya membuat keluarga Kang
Abik menjadi sangat religious.
Saat usia sekolah dasar, Kang Abik bersekolah
di SD Sembungharjo. Saat duduk dibangku sekolah dasar, Kang Abik sudah
menunjukan ketertarikannya dalam bidang sastra. Beliau menjuarai berbagai lomba
seperti lomba baca puisi. Kecintaan Kang Abik dalam dunia sastra terus
berlanjut hingga ia menempuh pendidikan di Mts Fatahiyaah. Saat di Mts ia
menjuarai lomba baca puisi dalam PORSENI antar pelajar se-Kabupaten Demak.
Kecintaan Kang Abik dalam dunia baca puisi semakin menjadi saat ia menempuh
pendidikan di MAPK (Madrasah Aliyah Program Khusus) di Solo.
Semenjak menempuh pendidikan dari SD sampai
MAPK berbagai tropi dan penghargaan telah ia dapatkan melalui berbagai lomba
baca puisi yang ia ikuti. Pada saat ia menempuh pendidikan di MAPK ia juga
memperdalam ilmu agama di Pondok Pesantren Al-Anwar, Mranggen,Demak selama tiga
tahun.
Lulus dari MAPK Solo Kang Abik menempuh pendidikan di Universitas Al Azhar,
Cairo hingga lulus S1. Selama kuliah ia juga aktif menulis. Ia menulis
catatan-catatan hariannya, puisi-puisi dan berbagai karangan lainnya yang
hingga kini belum ia terbitkan. Ia juga aktif dalam kegiatan aktivis mahasiswa
di Mesir.
Setelah lulus dari S1 di Universitas Al
Azhar, Kang Abik melanjutkan S2-nya di Universitas Zamalik, Mesir. Saat ia
telah menyelesaikan seluruh kuliah aktif S2-nya dan akan melanjutkan menulis
tesis, ia mengalami kekurangan dana. Ia lalu mengirim surat kepada keluarganya
untuk meminta bantuan tambahan dana. Ternyata ayahnya tidak mengizinkan dan
tidak memberikan dana untuk menyelesaikan S2-nya, dikarenakan ayahnya juga
harus membiayai kuliah dan sekolah adik-adiknya .
Karena tidak diizinkan oleh kedua orang
tuanya untuk melanjutkan S2nya, Ia kemudian pulang ke Indonesia. Setelah
kepulangannya dari Mesir, aktivitas Kang Abik sementara itu hanya membuka
pengajian Bidayatul Hidayah untuk anak-anak muda kampungnya. Karena tidak punya
aktivitas rutin yang jelas, banyak warga kampung membicarakannya. Kondisi ini
mendorong Kang Abik memutuskan untuk hijrah ke Yogyakarta. Seorang teman
menawarinya untuk mengajar di MAN 1 Yogyakarta.
Tidak
hanya itu adiknya juga menawarinya kerja sambilan berupa kerja proyek
pentasbihan kamus bahasa Arab. Disaat ia mulai sibuk dengan segala kegiatannya,
musibah menimpanya. Kang Abik kecelakaan dan kakinya patah. Berbulan-bulan Kang
Abik harus berhenti dari segala aktivitas mengajarnya. Melalui kecelakaan itu
Kang Abik mulai sadar bahwa selama hidupnya ia belum melakukan sesuatu untuk
agama, dirinya sendiri, dan keluarganya. Kang Abik mulai merubah hidupnya. Dia
bertekad untuk meneruskan keinginannya yang dulu, yakni ingin membuat novel
yang isinya dakwah.
Dia mulai mencari-cari bahan dan ide untuk
novelnya. Ia sibuk membolak-balik kitab dan mengetik. Seharian ia mengetik dan
hanya berhenti saat ia harus makan dan sholat. Dan pada akhirnya, buah dari
ketekunan dan kesabarannya mulai ia petik. Sebuah novel yang berawal dari ide
untuk membuat cerpen telah ia selesaikan. Novel itu diberi judul “Ayat-Ayat
Cinta” (Republika-Basmala,
2004). Berawal
dari novel itu lahirlah novel-novel lain diantaranya berjudul Langit Mekah
Berwarna Merah (Republika- Basmala, 2005), Pudarnya
Pesona Cleopatra (Republika, 2005), Dalam Mihrab Cinta (Republika-Basmala, 2007 ) , Ketika Cinta Bertasbih 1 dan Ketika Cinta Bertasbih 2 (MQS Publishing, 2005). Kini sedang merampungkan Bidadari Bermata Bening, dan Bulan Madu
di Yerussalem.
Kang Abik sudah menemukan dunianya. Dan
namanya kini sudah mulai dikenal banyak orang. Undangan-undangan diskusi sastra
mulai berdatangan. Setiap hari ia harus berada ditempat yang berbeda-beda. Hal
ini membuat dia terus bersemangat untuk selalu belajar sastra.
Tak lama setelah novel Ayat-Ayat Cinta
dipublikasikan, karena kepuasan masyarakat dengan novel tersebut , muncul
tawaran untuk memfilmkan novel tersebut. Kang Abik mengizinkan novelnya untuk
difilmkan, walaupun pada awalnya ia ragu jika isi yang terkandung dalam
novelnya akan berubah jika difilmkan. Baru tiga hari film Ayat-Ayat Cinta diputar
penonton yang telah menyaksikan film tersebut sudah jutaan orang. Kang Abik
sangat bahagia mendengar hal itu, lebih-lebih keluarganya. Ayat-Ayat Cinta
sudah mendunia.
Ayat-Ayat
Cinta menggambarkan sebait kecil kisah hidup Kang Abik. Melalui Ayat-Ayat
Cinta, Kang Abik seakan menumpahkan seluruh mimpinya, gejolak jiwanya, rasa
penasarannya akan jodoh yang dihadiahkan Allah SWT kepadanya. Kang Abik
mendamba seorang gadis shalehah yang meletakkan agama diatas segalanya, yang
kelak akan menjadikan rumahnya laksana surga.
Seperti yang ia impikan, Allah SWT
mempertemukannya dengan gadis jelita yang teguh meniti jalan dakwah. Dialah Muyasaratun Saida, seorang akhwat UMS
Solo, berjilbab dengan semangat keislaman yang bagus. Masa perkenalan (ta’aruf)
mereka sangat singkat bahkan tak ada yang tahu. Meski belum memiliki pekerjaan
yang jelas, Kang Abik berani memutuskan menikah. Pertemuan keduanya hanya
terjadi dua kali dan mereka berdua yakin akan pilihan hidupnya. Rumah tangga
mereka adalah contoh untuk adik-adik mereka.Kang Abik dikaruniai dua malaikat yang
bernama Muhammad Neil Author dan Muhammad Ziaul Kautsar.
Kesuksesan film Ayat-Ayat Cinta membuat MD
Entertaiment secara khusus menghadiahi Kang Abik jalan-jalan keliling Eropa.
Kang Abik mengajak adiknya Mujib. Satu bulan mereka berkeliling Eropa. Hal itu
menambah pengalaman dan wawasan mereka. Terutama Kang Abik. Ia banyak
mempelajari kebudayaan-kebudayaan mereka.
Tak lama sepulang Kang Abik dari Eropa,
tawaran untuk memfilmkan karyanya muncul lagi. Kali ini giliran novel Ketika
Cinta Bertasbih. Bahkan Kang Abik juga ikut memerankan salah satu tokohnya. Dan
seperti Ayat-Ayat Cinta, penayangan perdana film Ketika Cinta Bertasbih juga
disambut gembira masyarakat. Masyarakat sangat antusias dengan karya Kang Abik.Ayat-Ayat
Cinta dan Ketika Cinta Bertasbih merupakan dua karya yang saling melengkapi
satu sama lain. Keduanya dijadikan perbandingan antar satu sama lain.
Karya-karya Kang Abik telah mendunia. Dia berhasil mewujudkan mimpinya untuk
menegakkan agama dengan jalan membuat novel.
muslimdaily.net.
Pada tautan ini Kang Abik seorang yang notabenenya termasuk dai, dituduh Yahudi
oleh seorang yang tidak jelas keislamannya dengan alasan nama Habbiburahman menggunakan
nama belakang El Shirozy, Shiraz adalah kota tempat tinggal mayoritas Yahudi di
Iran, dan karena kota itu menjadi daerah tempat lahirnya aliran Baha’I, Baha’I
adalah aliran sesat. Walaupun blognya bertajuk islam semuanya, tetapi banyak
yang masih sanksi dengan keislamannya.
Pemilik Blog dan penulis artikel tersebut, sudah diklarifikasi oleh banyak
orang dikolom komentarnya. Tetapi dia tetap teguh dengan pendiriannya bahwa apa
yang dituliskan tidak membawa dampak apa-apa. Padahal jelas, sekali aroma
berprasangka, menuduh dan menfitnah ada di balik semua pertanyaan itu.
Prestasi – prestasi yang diperoleh Kang Abik
Kang Abik mempunyai kepribadian yang baik,
cerdas, fasih agama dan tafsir dan beliau pendiam. Beliau menjadi salah satu
inspirator bagi saya untuk selalu belajar mengolah kata menjadi hidangan lezat
bagi para pecinta novel. Tetap rendah diri dan belajar walaupun sudah banyak
yang dihasilkan oleh jari – jari manisnya.
Memperkuat keinginan saya untuk segera
bergabung di Forum Lingkar Pena (FLP).
Sempat kecewa kedatangan Kang
Abik ke Bengkulu saya tak bisa menemui karena seminar yang dilaksanakan pada
jam sekolah dan waktu yang mepet dengan ujian semester 1 kemarin. Untuk itu,
saya bertekad untuk dapat menemui Kang Abik dengan memamerkan novel karya
perdana saya. Amiin…
Habbiburahman El-Shirazy
..Kang Abik..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar